Saya telah jatuh cinta
Saya jatuh cinta dari stasiun
lempuyangan sampai bandara adisutjipto. Saya jatuh cinta dari titik nol
kilometer sampai monjali. Saya jatuh cinta dari tugu jogja sampai monumen
serangan satu maret. Saya jatuh cinta dari pesisir pantai jungwok sampai bibir
pantai pantai glagah. Ya saya jatuh cinta dari kamu yang berambut ikal hitam
panjang di ekor kuda sampai kamu yang berambut ikal hitam panjang dikepang
kebelakang.
Saya jatuh cinta. Dengan senyum
perkenalanmu di burjo depan gang dini hari itu. Saya jatuh cinta pada kibasan
rambutmu di setiap kamu merapikan rambut saat hunting foto di hutan pinus. Saya
jatuh cinta pada punggung yang selalu saya dekap dari jakal – gejayan – paingan
– jl solo – prambanan sampai-sampai membuat saya engan melepasnya. Sekali lagi
saya jatuh cinta pada kabut pertama setelah hujan di gunung merbabu dan matamu
yang berbinar dalam bingkai kacamatamu yang bertengger di hidung mancungmu.
Saya pun tetap jatuh cinta meskipun rambut gondrongmu telah kamu pangkas.
Saya senang memandangimu dari
balkon atas kampus. Melihatmu merokok di tangga hall depan dengan asap yang
mengepul keatas. Saya senang melihatmu memetik gitarmu. Mengalunkan harmoni
indah yang selalu ingin saya dengar berulang kali. Saya senang melihat jemarimu
menari diatas kertas HVS putih melukiskan atau terkadang hanya mengisi spot
putih yang kosong disitu. Terakhir, saya sangat senang melihatmu dengan kemeja
flannel birumu berjalan ke arah saya, menatap saya dengan teduh sambil
tersenyum hangat.
Saya mungkin sudah gila. Ya saya
sangat menyukaimu. Sangat amat sangat! Tidak peduli berapa hari sekali kamu
mandi. Tak peduli berapa IPK mu. Tak peduli apa yang kamu lakukan. Tak peduli
latar belakangmu. Selama itu kamu. Masih kamu yang saya kenal. Saya akan tetap
seperti ini.
Benar,
saya telah benar-benar jatuh cinta.
(fiksi)
Uhhhhh
BalasHapusyawla
Hapus